Hakikat Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
Belajar
dan Pembelajaran Matematika
“Hakikat
Belajar, Mengajar dan Pembelajaran”
Kelompok
I
Disusun
Oleh:
Arini Dyah Riskanita (06081381419041)
Gita Cahyaningtyas
(06081381419048)
M. Dammiri
Saputra (06081281419028)
Suci
Agustina (06081381419051)
Dosen Pembimbing:
Dra. Nyimas Aisyah, M.Pd
Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan hidayah kepada seluruh umat untuk tetap berada dijalan-Nya, dan atas berkah-Nya pula akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan
makalah sesuai dengan jangka waktu yang telah di tentukan. Salawat dan salam tak lupa penyusun panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
Penulisan makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas Belajar
dan Pembelajaran Matematika yang
berjudul Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Nyimas Aisyah, M.Pd. dan Ibu Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc.
selaku pembimbing dalam menyelesaikan makalah. Dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran akan kami terima
dengan senang hati.
Besar harapan kami agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun serta
teman-teman, untuk dijadikan suatu acuan dalam pembelajaran.
Palembang, Agustus 2015
Penyusun
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Revolusi
di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir
seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan
dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education.
Dalam aktivitas kehidupan manusia
sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik
ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok
tertentu, di pahami ataupun tidak di pahami. Dengan demikian dapat kita
katakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu
berarti pula bahwa belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Karena
perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak
pernah berhenti
Inti dari proses pendidikan adalah
belajar dan pembelajaran. Menyadari hal itu, untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan
tujuan meningkatkan proses belajar dan pembelajaran. Agar
dapat berkembangnya proses ataupun system pembelajaran untuk menciptakan
peserta didik yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang
hakikat belajar dan pembelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian dari belajar,
mengajar, dan pembelajaran?
2. Apa perbedaan dan persamaan dari
belajar, mengajar, dan pembelajaran?
3. Bagaimana hakekat belajar, mengajar,
dan pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami
pengertian belajar, mengajar, dan pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui apa saja persamaan
dan perbedaan dari belajar, mengajar, dan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui bagaimana hakekat
antara belajar, mengajar, dan pembelajaran.
D.
Manfaat
1. Manfaat bagi pembaca diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman terhadap hakikat belajar, mengajar dan
pembelajaran.
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain
untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat
penilaian pada mata kuliah belajar dan pembelajaran.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
1.1 Pengertian
Belajar
Belajar
akan selalu kita alami sepanjang hidup kita dan terjadi di sekitar kita.
Belajar itu sendiri tidak hanya melibatkan kemampuan pengetahuan atau kognitif
saja, melainkan emosi, sikap, interaksi, kepribadian dan masih banyak lagi yang
dapat dikembangkan dalam diri kita.
Sering
orang menganggap bahwa belajar itu sama dengan menghafal. Misalnya, kalau orang
tua menyuruh anaknya untuk belajar, bagi mereka belajar itu tidak lain adalah
menghafal materi pelajaran. Apakah belajar sama dengan menghafal? Adakah konsep
lain yang lebih bermakna dari sekadar menghafal? Bukankah tujuan belajar itu
agar seseorang menjadi lebih baik dan lebih pintar? Apakah dengan hanya sekadar
menghafal, seseorang akan menjamin menjadi lebih baik dan lebih pintar? Tentu
tidak, bukan? Seseorang yang mampu menghafal sejumlah materi pelajaran belum
tentu menjamin orang tersebut menjadi lebih baik dan pintar. Kemudian, kalau
begitu apa belajar itu?
Menurut
Atkinson, Atkitson, Smith, dan Bem, inti dari belajar adalah kemampuan
organisme untuk mempresentasikan aspek dunia secara mental, kemudian beroperasi
pada representasi mental tersebut ketimbang pada dunia itu sendiri. (Afgani,
2011)
Lalu
ada menurut Hilgard, “Learning is the
process by which an activity originates or changed through training procedures
(wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from
changes by factors not attributable to training.” Bagi Hilgard, belajar itu
adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di
dalam laboraturium maupun dalam lingkungan alamiah. (Sanjaya, 2011)
Sedangkan
menurut Sanjaya (2011), belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena
adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka kami
dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang di lingkungan
sekitarnya sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang tentunya bersifat
positif yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
1.2 Pengertian
Mengajar
Sejak
tahun 1500-an, definisi mengajar mengalami perkembangan secara terus menerus.
Secara deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa. (Sanjaya, 2011)
Pengertian
mengajar di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Smith bahwa
mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill). (Sanjaya, 2011)
Kemudian
pengertian mengajar juga diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya, 2011) yang menyatakan
bahwa “instruction is a set of event that
effect learners in such a way that learning is facilitated”. Sehingga
mengajar atau “teaching” menurut
Gagne disini guru berperan penting selama mengajar dimana guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing selama terjadinya pembelajaran. Pembelajaran? Apa
itu? Pembelajaran akan kami bahas di sub-bab selanjutnya. Kembali kepada pengertian
yang diungkapkan oleh Gagne tadi. Jadi, guru harus tahu bagaimana merancang
atau mengkreasikan berbagai macam sumber dan fasilitas yang tersedia untuk
digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam belajar sesuatu. Guru juga melakukan
kontak dengan siswa sehingga tidak adanya salah paham serta salah pengertian
selama proses penyampaian materi dalam mengajar.
Dari
pengetian mengajar di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa mengajar ialah adanya komunikasi dari
pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan informasi baik
berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik mengenai hal yang
sebelumnya tidak diketahui.
1.3 Pengertian
Pembelajaran
Dalam
implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti
guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual
pada dasarnya dalam istilah menjar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat
dipisahkan. Tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seorang
mengajar. Itulah makna pembelajaran. (Sanjaya, 2011)
Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran ini
terdapat usaha siswa dalam mempelajari materi bahan pelajaran juga usaha guru
dalam menyampaikan materi tersebut. Sehingga proses pembelajaran terjadi antara
siswa dan guru, kedua hal ini saling berkesinambungan untuk menciptakan
pembelajaran.
Dari
pengertian pembelajaran di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik yang saling berkesinambungan yang disertai dengan
adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran.
2.
Perbedaan dan Persamaan Belajar, Mengajar,
dan Pembelajaran
2.1 Perbedaan
Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
No
|
Aspek
|
Belajar
|
Mengajar
|
Pembelajaran
|
1
|
Pengertian
|
semua aktivitas mental atau psikis
yang dilakukan oleh seseorang di lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang tentunya bersifat positif yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar
|
adanya
komunikasi dari pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan
memberikan informasi baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta
didik mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui
|
proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang saling berkesinambungan
yang disertai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pembelajaran
|
2
|
Pelaku
|
Siswa/pelajar/peserta
didik/penerima informasi
|
Guru/pengajar/
pendidik/pemberi informasi
|
Guru-siswa,
pendidik-peserta didik, ataupun pelaku-pelaku lainnya yang mendukung
terjadinya proses pembelajaran
|
3
|
Jenis
kegiatan
|
Menerima,dan
mengolah informasi yang didapat, mengalami perubahan tingkah laku ke arah
positif yang cenderung tetap
|
Membimbing,
menyampaikan informasi dan pengetahuan, mendidik, dan lain-lain.
|
Interaksi
antara pendidik,peserta didik dan lingkungan belajar selama proses
berlangsung
|
4
|
Peran
pelaku
|
Sebagai
penerima informasi/yang dibimbing
|
Sebagai
penggerak/
Pembimbing/
fasilitator /motivator
|
Sebagai
sarana prasarana kegiatan belajar-mengajar
|
2.2 Persamaan
Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
Meskipun
sebelumnya telah dipaparkan perbedaan dari ketiganya, menurut Rosinda
Nainggolan dalam blog Rossi, sebenarnya belajar, mengajar, dan pembelajaran adalah saling
berkaitan yang memiliki satu makna serta tujuan yang sama. Kegiatan belajar, mengajar
dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu
dengan yang lain.
Mengajar
adalah sebuah kegiatan yang memancing siswa untuk belajar, maka tidak akan ada
yang namanya belajar jika tidak ada tindakan mengajar. Kedua kegiatan ini
saling berkaitan dan bagian dari pembelajaran. Ketiganya sama-sama saling
mendukung untuk perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif serta
mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa dan berlangsung dalam satu
waktu dan satu lingkungan yang sama.
3.
Hakekat Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
Pada
hakikatnya belajar, mengajar, dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain.
Seperti yang kita ketahui bahwa belajar dapat dilakukan secara individu atau
interaksi satu arah. belajar merupakan suatu proses yang tanpa kita sadari
berjalan terus dari kita lahir hingga akhir hayat.
Sama halnya dengan mengajar, apabila
pendidik pasif dalam menyampaikan informasi sedangkan peserta didik tidak
merespon apa saja yang diinformasikan, maka hal tersebut juga dapat disebut
interaksi satu arah. Lain halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat
terjadi apabila ada proses timbal balik dari belajar-mengajar, yaitu adanya
interaksi dan komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Nah hal inilah yang
dikatakan hubungan belajar, mengajar, dan pembelajaran.
Selama kegiatan pembelajaran,
peserta didik diberikan kesempatan untuk bisa menggali, mengembangkan, dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Kesempatan itu
diperoleh dari kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan antara pendidik dan
peserta didik. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan
potensi pada peserta didik dan belajar-mengajar merupakan proses yang dilakukan
untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar
terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil
belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan
yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar
adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong,
situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah
yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar
mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik
berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi
yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat
dan keduanya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Balajar merupakan
proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Sedangkan
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi dan mendukung
guna meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata
lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada siswa
dan belajar merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi
tersebut.
B.
Saran
Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada
pembaca khususnya kepada peserta didik bahwa belajar sangatlah penting
untuk diri kita. Dimana dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang
lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat mengembangkan bergam kemampuan dan
sikap. Sedangkan untuk para peserta didik, khususnya penulis sendiri
menyarankan bahwa seorng pendidik, menjadi fasilisator bagi peserta didiknya
untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik dan merubah
tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Afgani, J. (2011). Analisis Kurikulum Matematika.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Kemenag. (n.d.). Retrieved from
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Nainggolan, R. (2012, Juni 12). Belajar dan
Pembelajaran. Retrieved from Rossi:
http://rossindah.blogspot.co.id/2012/06/belajar-dan-pembelajaran.html
Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media Group.